Untuk artikel dalam rubrik 'Griya' kemarin, Koran Sindo mewawancarai saya seputar interior rumah tinggal yang ramah lingkungan. Pada dasarnya alam disekitar kita memiliki potensi untuk kita gunakan dalam desain rumah tinggal, seperti udara alami yang sejuk, dan matahari yang bersinar sepanjang hari sepanjang tahun. Sayang sekali bila kita tidak menggunakannya dengan baik.
1 apa yang dimaksud interior ramah lingkungan? Sama seperti konsep ramah lingkungan untuk eksterior, salah satu cara agar interior lebih ramah lingkungan adalah memperhatikan potensi lingkungan. Pada dasarnya alam yang diciptakan Tuhan sudah sempurna dan seimbang, namun karena banyak kerusakan dan gangguan yang diakibatkan oleh manusia, maka keseimbangan alam terganggu.
Pada dasarnya alam disekitar kita memiliki potensi untuk kita gunakan dalam desain rumah tinggal, seperti udara alami yang sejuk, dan matahari yang bersinar sepanjang hari sepanjang tahun. Sayang sekali bila kita tidak menggunakannya dengan baik.
Karena waktu kita lebih banyak dihabiskan dalam rumah (interior), maka alangkah senangnya bila rumah kita mendukung kesehatan kita secara alami dan gratis (tidak membayar). Sebenarnya, tidak sulit untuk menghadirkan interior rumah yang ramah lingkungan, misalnya memaksimalkan taman agar membantu menyediakan oksigen murni disekitar rumah kita. Dalam hal ini, butuh kejelian dari segi desain dan kemauan kita untuk menggunakan potensi alam agar hidup kita lebih sehat.
2. jelaskan ciri dan konsep interior ramah lingkungan? Sesuai dengan predikatnya sebagai ‘ramah lingkungan’, interior dapat direncanakan agar dapat ‘bekerja-sama’ dengan alam, dan memaksimalkan potensi alam untuk mendukung kondisi keseharian rumah kita, misalnya, kita tidak perlu menggunakan AC untuk ruangan karena sudah sejuk dan nyaman dengan udara alami dari bukaan jendela dan ventilasi. Pada dasarnya kita menghendaki rumah kita nyaman secara termal (suhu), dan bila kita tidak perlu menggunakan AC tapi rumah kita sudah terasa nyaman, maka ini adalah salah satu contoh ramah lingkungan dari segi pemanfaatan udara alami.
Contoh lain ramah lingkungan untuk interior, misalnya mendapatkan cahaya alami dari matahari secara maksimal, melalui jendela, bukaan, dan ventilasi yang terhubung dengan taman-taman disekitar rumah. Bila kita tidak punya jendela biasa, kita bisa menggunakan skylight atau lubang pada atap agar cahaya matahari bisa masuk secara maksimal.
3. jelaskan mengapa masyarakat harus memilih interior ramah lingkungan? Sebenarnya bukan keharusan untuk memilih interior ramah lingkungan, karena lebih kepada pilihan yang bijak agar kita bisa lebih menghargai dan memanfaatkan apa yang ditawarkan oleh alam kita ini. Udara alami, cahaya alami, tanaman yang menyejukkan, semua ditawarkan alam pada kita secara Cuma-Cuma, sehingga sayang sekali bila tidak digunakan.
4. seperti apa pemilihan materian yang ramah lingkungan? Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
f. dan sebagainya
material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.
5. Bagaimana menerapkan etika desain terutama berkaitan dengan lingkungan? Untuk ber-etika terhadap lingkungan, kita harus menghargai alam, misalnya dengan tidak menebang pohon disekitar rumah kita. Etika terhadap lingkungan terutama sudah dituliskan melalui peraturan pemerintah daerah agar kita patuhi, seperti garis sempadan, ketinggian bangunan, dan sebagainya.
Dari segi desain, kita harus berupaya mengembalikan potensi alam yang seharusnya sangat baik, tapi karena kehadiran manusia jadi semakin hancur. Contohnya; jangan menggunakan seluruh area lahan rumah untuk bangunan, namun sisakan untuk taman-taman asri yang bisa membantu memproduksi oksigen. Selain itu tetap gunakan sumur peresapan air agar air bisa meresap ke tanah kembali.
6. Apakah perlu dukungan dari pemerintah, industri, pengusaha dan masyarakat dalam mewujudkan interior ramah lingkungan? Perlu. Saat ini perlu lebih banyak cara agar material yang ramah lingkungan bisa didapatkan dengan mudah, misalnya pemerintah dan industri lebih berpihak pada produksi material lokal yang dibuat dengan teknologi sederhana dari masyarakat, agar lebih memberdayakan masyarakat lokal secara ekonomi (ini juga termasuk kebijakan yang ‘green’).
7. apakah interior ramah lingkungan sedang menjadi tren, jelaskan dan mengapa? Interior ramah lingkungan sedang menjadi tren karena kita semakin butuh, akibat makin kurangnya sumber daya alam dan menipisnya energi. Simak saja dimana-mana kondisi kota makin parah, panas dan tidak manusiawi. Kita makin butuh interior ramah lingkungan di tempat tinggal kita agar kita tetap sehat, tetap bisa merasakan hubungan dengan alam, dan makin menghargai alam.
Dalam koran Sindo:
Memperhatikan Potensi Lingkungan |
Monday, 17 November 2008 |
HIJAU: Hamparan pepohonan menghiasi kawasan elite Bintaro, Tangerang. Selain memperbaiki kualitas udara, pepohonan juga berfungsi untuk memperindah lingkungan perumahan.
SAMA seperti konsep ramah lingkungan untuk eksterior. Salah satu cara agar interior lebih ramah lingkungan adalah memperhatikan potensi lingkungan. Pada dasarnya, alam yang diciptakan Tuhan sudah sempurna dan seimbang, tapi karena banyak kerusakan dan gangguan yang diakibatkan ulah manusia, maka keseimbangan alam terganggu. ”Pada dasarnya alam di sekitar kita memiliki potensi untuk digunakan dalam desain rumah tinggal, seperti udara alami yang sejuk, dan matahari yang bersinar sepanjang hari sepanjang tahun.Sayang sekali bila kita tidak menggunakannya dengan baik,” ujar arsitek dari Astudioarchitect, Probo Hindarto, saat dihubungi SINDO Karena itu, alangkah senangnya bila rumah mendukung kesehatan secara alami dan gratis. Sebenarnya, tidak sulit untuk menghadirkan interior rumah yang ramah lingkungan, misalnya memaksimal kan taman agar membantu menyediakan oksigen murni di sekitar rumah kita. Dalam hal ini, butuh kejelian dari segi desain dan kemauan untuk menggunakan potensi alam agar hidup lebih sehat. Sesuai dengan predikatnya sebagai ”ramah lingkungan”, interior dapat direncanakan agar dapat ”bekerja sama” dengan alam, dan memaksimalkan potensi alam untuk mendukung kondisi keseharian rumah. Misalnya, mendapatkan cahaya alami dari Matahari secara maksimal, melalui jendela, bukaan, dan ventilasi yang terhubung dengan taman-taman di sekitar rumah. Bila tidak punya jendela biasa, bisa menggunakan skylight atau lubang pada atap agar cahaya matahari bisa masuk secara maksimal. Sebenarnya bukan keharusan untuk memilih interior ramah lingkungan, karena lebih kepada pilihan yang bijak agar bisa lebih menghargai dan memanfaatkan apa yang ditawarkan alam. Udara alami, cahaya alami,tanaman yang menyejukkan, semua ditawarkan alam secara cuma-cuma.Karena itu sayang sekali bila tidak digunakan. Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut, tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan. Dapat menghubungkan dengan alam,dalam arti makin dekat dengan alam karena kesan alami dari materialtersebut( misalnya bata mengingatkan pada tanah, kayu pada pepohonan).Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan). Selain itu, bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami. Material yang ramah lingkungan menurut kriteria di atas misalnya, batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat makin dekat dengan alam karena mengingatkan pada tumbuh-tumbuhan. Untuk beretika terhadap lingkungan,harusmenghargai alam.Misalnya dengan tidak menebang pohon di sekitar rumah. Etika terhadap lingkungan, terutama sudah dituliskan melalui peraturan pemerintah daerah agar dipatuhi, seperti garis sempadan, ketinggian bangunan, dan sebagainya.(hermansah - sindo) |
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.