Hal ini karena, bangunan-bangunan lama dalam kompleks pemukiman imigran dari Italia ini dipandang memerlukan sentuhan baru untuk memberikan jiwa bagi fungsi bangunan yang tidak mencerminkan kebudayaan Italia.
Dalam dunia postmodern, akhirnya makna bangunan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan identitas muncul dengan cara-cara seperti ini, karena tuntutan untuk memiliki identitas yang tidak dapat diberikan oleh keseragaman arsitektur modern. Dalam Piazza d'Italia, elemen-elemen dalam arsitektur yang tumbuh di Italia, muncul menjadi bagian baru yang menyegarkan keseluruhan kompleks, seperti munculnya kolom-kolom doric, corinthian, dan ionic yang diletakkan dengan cara tidak formal seperti arsitektur pendahulunya, namun dengan cara yang humoris dengan memasukkan unsur-unsur baru yang bersifat sculptural.
Bangunan dalam piazza ini bisa disebut sebagai gerbang untuk memasuki kompleks pemukiman dan area penerima yang memiliki identitas budaya. Denahnya berbentuk melingkar, dengan kolam ditengahnya, dan bentukan 'dataran' peta Italia pada kolam yang menunjukkan hubungan erat orang Sisilia dengan air dan laut.
Keberadaan arsitektur dalam piazza ini, bisa dikategorikan sebagai sculpture, dimana arsitektur muncul sebagai fragmen dari masa silam yang ditarik kembali dalam konteks modern dan berada di tempat yang jauh dari Italia, seakan-akan menyambungkan kembali fragmen-fragmen memori dalam busana baru.
View Larger Map
Saya sebenarnya teringat pada arsitektur Mediterania di Indonesia, yang sebenarnya mirip-mirip dengan hal seperti ini dalam konteks pemindahan fragmen arsitektur dalam arsitektur modern.Meskipun dengan terpicing dan terpincang, kita mengakui adanya gerakan postmodern yang kontekstual dalam hal memindahkan sebuah fragmen kemashyuran dalam arsitektur Mediterania dalam arsitektur modern Indonesia yang membutuhkan sebuah jatidiri, atau penghubungan dengan suatu kesan, konteks atau bahkan topeng agar menjadi 'seakan-akan' Mediterania. Mau tidak mau, kita harus menerima suatu kecenderungan pola pikir peniruan itu sebagai bagian dari bangsa kita. Suatu saat arsitektur Indonesia akan mentertawakan kondisi ini, dan siapa yang akan tertawa terlebih dahulu (untuk menyadari ini)?
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.
Dalam dunia postmodern, akhirnya makna bangunan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan identitas muncul dengan cara-cara seperti ini, karena tuntutan untuk memiliki identitas yang tidak dapat diberikan oleh keseragaman arsitektur modern. Dalam Piazza d'Italia, elemen-elemen dalam arsitektur yang tumbuh di Italia, muncul menjadi bagian baru yang menyegarkan keseluruhan kompleks, seperti munculnya kolom-kolom doric, corinthian, dan ionic yang diletakkan dengan cara tidak formal seperti arsitektur pendahulunya, namun dengan cara yang humoris dengan memasukkan unsur-unsur baru yang bersifat sculptural.
Bangunan dalam piazza ini bisa disebut sebagai gerbang untuk memasuki kompleks pemukiman dan area penerima yang memiliki identitas budaya. Denahnya berbentuk melingkar, dengan kolam ditengahnya, dan bentukan 'dataran' peta Italia pada kolam yang menunjukkan hubungan erat orang Sisilia dengan air dan laut.
Keberadaan arsitektur dalam piazza ini, bisa dikategorikan sebagai sculpture, dimana arsitektur muncul sebagai fragmen dari masa silam yang ditarik kembali dalam konteks modern dan berada di tempat yang jauh dari Italia, seakan-akan menyambungkan kembali fragmen-fragmen memori dalam busana baru.
View Larger Map
Saya sebenarnya teringat pada arsitektur Mediterania di Indonesia, yang sebenarnya mirip-mirip dengan hal seperti ini dalam konteks pemindahan fragmen arsitektur dalam arsitektur modern.
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.
No comments:
Post a Comment