Cara pertama adalah dengan membuat pagar yang memiliki penampilan tidak masif (masif berarti pejal atau tertutup tembok semua). Bidang yang masif bisa kita ganti dengan bidang yang lebih ‘transparan’ (transparan artinya masih punya kesan tembus pandang) misalnya bidang yang dibentuk oleh susunan kayu, sedikit bidang kaca, sebagian permukaan polycarbonate, atau unsur tanaman. Untuk menutupi tembok pagar kita juga bisa menggunakan batuan tempel atau ekspos, serta bata ekspos.
pagar dengan ekstensi taman terlihat lebih menarik daripada pagar yang kering.
Paduan unsur rupa desain seperti skala dan proporsi juga patut dipertimbangkan, karena pagar yang tinggi menjulang tentunya menyiratkan seorang pemilik rumah yang tidak ingin rumahnya ‘diganggu’ meskipun sebenarnya kita bisa menggunakan cara-cara dalam mendesain yang lebih ‘lunak’. Misalnya, daripada membuat jeruji besi dengan ujung-ujung lancip diatasnya yang sangat kentara, lebih terlihat ‘ramah’ bila kita menggunakan paduan unsur kayu untuk pagar dengan pengaman besi terletak di bagian belakangnya. Adakalanya unsur kayu terlihat lebih ‘manusiawi’ daripada besi dengan ujung-ujung lancip bukan?
pagar dengan ekstensi taman terlihat lebih menarik daripada pagar yang kering.
Paduan unsur rupa desain seperti skala dan proporsi juga patut dipertimbangkan, karena pagar yang tinggi menjulang tentunya menyiratkan seorang pemilik rumah yang tidak ingin rumahnya ‘diganggu’ meskipun sebenarnya kita bisa menggunakan cara-cara dalam mendesain yang lebih ‘lunak’. Misalnya, daripada membuat jeruji besi dengan ujung-ujung lancip diatasnya yang sangat kentara, lebih terlihat ‘ramah’ bila kita menggunakan paduan unsur kayu untuk pagar dengan pengaman besi terletak di bagian belakangnya. Adakalanya unsur kayu terlihat lebih ‘manusiawi’ daripada besi dengan ujung-ujung lancip bukan?
by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.
No comments:
Post a Comment