astudioarchitect.com Valerina Daniel, seorang pembawa acara di salah satu Stasiun Televisi, menunjukkan pada kita banyak tips dari hal terkecil untuk turut mencegah pemanasan global [Global Warming] yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, suhu memanas, makin banyak sampah, dan sebagainya. Banyak aspek bisa dilakukan; misalnya menghemat listrik dan air. Bagaimana tips dari Valerina Daniel dalam membantu mencegah pemanasan global?
Kutipan:
Membangun Rumah Hijau
Tidak sulit mewujudkan rumah hunian yang ‘hijau’. Cukup hadirkan bangunan tropis tapi hemat bahan (minimalis). Berikut tips- tips dan Nirwono Joga:
• Efisiensi lahan, volume bangunan, dan optimalisasi fungsi ruang dengan menyatukan beberapa ruangan dan fungsinya sekaligus, misalnya ruang tamu, wang duduk, dan ruang makan.
• Pintu dan jendela kaca dibuat lebar, dengan tujuan menyatukan ruang luas ke ruang dalam (atau sebaliknya), baik secara visual atau perluasan ruang guna menampung berbagai kegiatan.
• Lantai rumah dan plesteran semen agar terasa dingin di kaki dan nyaman diduduki.
• Ruangan berkonsep terbuka dengan sedikit sekat, kecuali area privasi (seperti kamar tidur dan kamar mandi).
• Dinding semen plesteran yang rapi memberi kesan dingin dan netral, dinding batu bata berwarna terakota akan menghangatkan suasana ruang luar dapur atau teras ruang keluarga. Ekspos batu bata yang polos (mudah menyerap air saat hujan), lumut yang tumbuh akan menambah eksotik bangunan dan kelembutan bangunan secara alami, selain sangat menghemat biaya cat atau wallpaper.
• Kamar mandi dibuat efisien, bersih, kering. Dapat dilengkapi dengan skylight (genteng fiberglass) untuk menghangatkan ruang. Ada ventilasi udara agar tidak lembap, tinggi pintu tidak penuh (udara dapat mengalir), lantai tidak licin (lantai keramik kasar, berukuran kecil-sedang), plafon tinggi (2,5—3 meter).
• Menghadirkan ruang-ruang hijau di luar, dalam, hingga di atas bangunan. Manfaatnya sebagai penghambat radiasi sinar matahari, menyegarkan pandangan mata, kestabilan suhu permukaan (dinding) beton, dan menghemat pemakaian AC.
Gagasan rumah hijau ini sudah lazim dilakukan di Jepang dan Jerman untuk memperbaiki kualitas Iingkungan kota dan menurunkan suhu kota. Tujuannya ialah untuk mendinginkan udara sekitar rumah, menyegarkan pikiran karena selalu melihat kesegaran alam, dan bisa difungsikan pula sebagai arena bermain anak-anak. Maka, peliharalah banyak tanaman di halaman rumah, balk berupa pepohonan, bunga, dan rumput.
Namun, jika lahan yang dimiliki terbatas, masih banyak cara yang bisa digunakan untuk ‘menghijaukan’ rumah, misalnya menanam dalam pot-pot, kaleng, atau tabung kaca yang disebut terarium. Pot-pot itu bisa diletakkan di teras rumah, di dalam, atau bahkan digantung-gantung di sekeliling rumah. Selain mempercantik penampilan rumah, keluarga di rumah bisa hidup lebih sehat, dan bumi semakin lestari. Medianya pun tak harus tanah, tapi bisa pasir, ijuk, serbuk gergaji, dan sebagainya, bergantung jenis tanamannya. Kalau tak mau repot menyiram tiap han, bisa memilih tanaman-tanaman yang hanya perlu disiram seminggu sekali, seperti kaktus. Semakin hijau, maka dunia akan semakin sejuk dan kita semakin sehat.
Membangun Rumah Hijau
Tidak sulit mewujudkan rumah hunian yang ‘hijau’. Cukup hadirkan bangunan tropis tapi hemat bahan (minimalis). Berikut tips- tips dan Nirwono Joga:
• Efisiensi lahan, volume bangunan, dan optimalisasi fungsi ruang dengan menyatukan beberapa ruangan dan fungsinya sekaligus, misalnya ruang tamu, wang duduk, dan ruang makan.
• Pintu dan jendela kaca dibuat lebar, dengan tujuan menyatukan ruang luas ke ruang dalam (atau sebaliknya), baik secara visual atau perluasan ruang guna menampung berbagai kegiatan.
• Lantai rumah dan plesteran semen agar terasa dingin di kaki dan nyaman diduduki.
• Ruangan berkonsep terbuka dengan sedikit sekat, kecuali area privasi (seperti kamar tidur dan kamar mandi).
• Dinding semen plesteran yang rapi memberi kesan dingin dan netral, dinding batu bata berwarna terakota akan menghangatkan suasana ruang luar dapur atau teras ruang keluarga. Ekspos batu bata yang polos (mudah menyerap air saat hujan), lumut yang tumbuh akan menambah eksotik bangunan dan kelembutan bangunan secara alami, selain sangat menghemat biaya cat atau wallpaper.
• Kamar mandi dibuat efisien, bersih, kering. Dapat dilengkapi dengan skylight (genteng fiberglass) untuk menghangatkan ruang. Ada ventilasi udara agar tidak lembap, tinggi pintu tidak penuh (udara dapat mengalir), lantai tidak licin (lantai keramik kasar, berukuran kecil-sedang), plafon tinggi (2,5—3 meter).
• Menghadirkan ruang-ruang hijau di luar, dalam, hingga di atas bangunan. Manfaatnya sebagai penghambat radiasi sinar matahari, menyegarkan pandangan mata, kestabilan suhu permukaan (dinding) beton, dan menghemat pemakaian AC.
Gagasan rumah hijau ini sudah lazim dilakukan di Jepang dan Jerman untuk memperbaiki kualitas Iingkungan kota dan menurunkan suhu kota. Tujuannya ialah untuk mendinginkan udara sekitar rumah, menyegarkan pikiran karena selalu melihat kesegaran alam, dan bisa difungsikan pula sebagai arena bermain anak-anak. Maka, peliharalah banyak tanaman di halaman rumah, balk berupa pepohonan, bunga, dan rumput.
Namun, jika lahan yang dimiliki terbatas, masih banyak cara yang bisa digunakan untuk ‘menghijaukan’ rumah, misalnya menanam dalam pot-pot, kaleng, atau tabung kaca yang disebut terarium. Pot-pot itu bisa diletakkan di teras rumah, di dalam, atau bahkan digantung-gantung di sekeliling rumah. Selain mempercantik penampilan rumah, keluarga di rumah bisa hidup lebih sehat, dan bumi semakin lestari. Medianya pun tak harus tanah, tapi bisa pasir, ijuk, serbuk gergaji, dan sebagainya, bergantung jenis tanamannya. Kalau tak mau repot menyiram tiap han, bisa memilih tanaman-tanaman yang hanya perlu disiram seminggu sekali, seperti kaktus. Semakin hijau, maka dunia akan semakin sejuk dan kita semakin sehat.
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2011 astudio Indonesia.
All rights reserved.
No comments:
Post a Comment