Bila berdasarkan primbon, terutama untuk orang Jawa, akan memperhitungkan hari permulaan dalam membangun, seperti 'hari baik' untuk memulai memasang pondasi. Tradisi ini dahulunya merupakan 'wasthu' yang merupakan tradisi Hindu India yang masih melekat dan diteruskan hingga saat ini baik dengan perubahan mendasar ataupun tidak. Tradisi ini mencakup 'Petungan' yang menentukan hari bahkan jam memulai sebuah pekerjaan, sampai ke 'sajen' atau sajian yang dimaksudkan untuk menghormati, meminta ijin kepada mahluk halus yang berada dalam sebuah lahan, yang sudah menghuni lahan tersebut sebelum keberadaan manusia.
Terlepas dari ada tidaknya atau kebenaran dibalik primbon untuk membantu manusia saat membanghn, dalam masyarakat kita masih dikenal adanya adat untuk membangun dan merenovasi rumah. Bahkan saat pindahan pun, juga melakukan ritual tertentu agar terhindar dari berbagai petaka. Contoh penggunaan primbon adalah saat meletakkan batu pertama, atau istilahnya 'Buka Bumi' merupakan semacam perhitungan hari untuk membuka lahan.
Dalam tradisi ini pemilik rumah harus menghitung kapan tanggal yang tepat untuk melakukan perletakan batu pondasi. Upacara kecil melingkupi membuat masakan nasi kuning 'Tumpeng' yaitu nasi kuning dengan bentuk kerucut, merupakan hidangan dengan makna simbolis yang kuat, karena tumpeng melambangkan gunung yang tinggi dan kokoh, dengan banyak kekuatan dan manfaat; air mengalir dari sumber- sumber pegunungan untuk memberi kehidupan bagi mereka dibawahnya, pohon dan sawah bersemi di kaki gunung semuanya merupakan simbol rasa syukur kepada penciptanya. Ritual lain berdasarkan primbon sangat bermacam macam seperti menyiapkan sesaji saat memasang kuda kuda atap berupa bendera, padi, kaos dan juga penganan. Menghuni dan pindah juga dihitung berdasarkan hari yang cocok dan melakukan ritual tertentu seperti membawa api, tikar mendong dan sebagainya.
Terlepas dari ada tidaknya atau kebenaran dibalik primbon untuk membantu manusia saat membanghn, dalam masyarakat kita masih dikenal adanya adat untuk membangun dan merenovasi rumah. Bahkan saat pindahan pun, juga melakukan ritual tertentu agar terhindar dari berbagai petaka. Contoh penggunaan primbon adalah saat meletakkan batu pertama, atau istilahnya 'Buka Bumi' merupakan semacam perhitungan hari untuk membuka lahan.
Dalam tradisi ini pemilik rumah harus menghitung kapan tanggal yang tepat untuk melakukan perletakan batu pondasi. Upacara kecil melingkupi membuat masakan nasi kuning 'Tumpeng' yaitu nasi kuning dengan bentuk kerucut, merupakan hidangan dengan makna simbolis yang kuat, karena tumpeng melambangkan gunung yang tinggi dan kokoh, dengan banyak kekuatan dan manfaat; air mengalir dari sumber- sumber pegunungan untuk memberi kehidupan bagi mereka dibawahnya, pohon dan sawah bersemi di kaki gunung semuanya merupakan simbol rasa syukur kepada penciptanya. Ritual lain berdasarkan primbon sangat bermacam macam seperti menyiapkan sesaji saat memasang kuda kuda atap berupa bendera, padi, kaos dan juga penganan. Menghuni dan pindah juga dihitung berdasarkan hari yang cocok dan melakukan ritual tertentu seperti membawa api, tikar mendong dan sebagainya.
TIdak hanya petungan yang berfungsi waktu, terdapat juga petungan dengan fungsi dimensi ruang, seperti arah hadap, arah membangun, ritual seperti saat menempati rumah baru sebaiknya menyapu dahulu dari depan ke belakang, dan ritual lainnya. Hal ini mencakup besar jendela, letak pintu dan jendelanya, dan sebagainya. Agak berbeda namun memiliki dimensi-dimensi arsitektur yang cukup banyak seperti perhitungan dimensi dan jumlah anak tangga, adalah feng shui.
Feng shui merupakan kepercayaan dari negeri Cina yang dewasa ini juga banyak dianut bahkan oleh pribumi Indonesia dan tentunya keturunan Tionghoa. Feng shui merupakan pola tata ruang yang ditentukan berdasarkan sifat-sifat tanah dan lokasi, serta banyak perhitungan menyangkut dimensi atau ukuran. Feng shui bila diterapkan dengan baik dipercaya oleh banyak orang berkaitan dengan datangnya rejeki dan menghindari petaka. Contoh yang banyak digunakan seperti memilih lokasi rumah sebaiknya tidak berada di pertigaan 'tusuk sate', jangan dekat dengan kuburan, sekolah dan tempat ibadah, jangan berada di lereng bukit atau gunug, dan sebagainya. Bila dicermati, terdapat hal hal yang logis, tapi banyak juga yang bersifat tahayul dan mistis.
Pada saat proses desain, sebagai arsitek tentunya juga akan memperhatikan saat pemilik rumah menggunakan feng shui ataupun primbon. Meskipun demikian, saya sendiri sebagai arsitek tidak menggunakan primbon ataupun feng shui saat membangun rumah sendiri. Hal ini karena kepercayaan yang berbeda- beda juga mempengaruhi cara orang membangun. Ada klien yang menggunakan primbon dengan perhitungan hari saja, ada pula yang menggunakannya hingga ke hitungan jam yang baik untuk meletakkan batu pertama.
Bagaimana dengan Anda, punya komentar tentang menggunakan primbon, feng shui atau kepercayaan lain saat mendesain dan membangun?
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2011 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Feng shui merupakan kepercayaan dari negeri Cina yang dewasa ini juga banyak dianut bahkan oleh pribumi Indonesia dan tentunya keturunan Tionghoa. Feng shui merupakan pola tata ruang yang ditentukan berdasarkan sifat-sifat tanah dan lokasi, serta banyak perhitungan menyangkut dimensi atau ukuran. Feng shui bila diterapkan dengan baik dipercaya oleh banyak orang berkaitan dengan datangnya rejeki dan menghindari petaka. Contoh yang banyak digunakan seperti memilih lokasi rumah sebaiknya tidak berada di pertigaan 'tusuk sate', jangan dekat dengan kuburan, sekolah dan tempat ibadah, jangan berada di lereng bukit atau gunug, dan sebagainya. Bila dicermati, terdapat hal hal yang logis, tapi banyak juga yang bersifat tahayul dan mistis.
Pada saat proses desain, sebagai arsitek tentunya juga akan memperhatikan saat pemilik rumah menggunakan feng shui ataupun primbon. Meskipun demikian, saya sendiri sebagai arsitek tidak menggunakan primbon ataupun feng shui saat membangun rumah sendiri. Hal ini karena kepercayaan yang berbeda- beda juga mempengaruhi cara orang membangun. Ada klien yang menggunakan primbon dengan perhitungan hari saja, ada pula yang menggunakannya hingga ke hitungan jam yang baik untuk meletakkan batu pertama.
Bagaimana dengan Anda, punya komentar tentang menggunakan primbon, feng shui atau kepercayaan lain saat mendesain dan membangun?
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2011 astudio Indonesia.
All rights reserved.
No comments:
Post a Comment