14 Januari 2008
catatan Probo Hindarto: Untuk edisi Home and Garden hari ini, Koran Seputar Indonesia mewawancarai saya. |
1. Apakah unsur aroma juga penting selain dari segi visual interior?
Aroma sebagai unsur penunjang dalam interior ruangan adalah terapan ilmu aromateraphy yang sudah berumur ribuan tahun, sejak jaman Mesir purba. Unsur aroma memang sangat menarik untuk menunjang kesan dari sebuah ruangan. Kesan berarti perasaan kita saat memasuki sebuah ruangan. Sebuah ruangan dengan adanya aroma tertentu akan semakin terasa menyenangkan, bisa juga mengingatkan kita pada memori tertentu yang indah. Mekanismenya; aroma tertentu merangsang otak kita mengingat sensasi pengalaman tertentu, bahkan memicu sekresi hormon yang berkaitan dengan perasaan gembira, bahkan erotis. Yang disebut sensasi adalah rangsangan atau impuls dari panca indera yang menimbulkan perasaan tertentu. Aroma tertentu juga memberikan sensasi baru pada diri kita, misalnya kita merasa sebuah ruangan semakin romantis atau indah. Hal ini secara ilmiah dapat dijelaskan karena indera penciuman, sama seperti indera penglihatan, bila mendapatkan aroma tertentu akan menghubungkan perasaan kita pada sensasi tertentu, seperti sensasi menyenangkan.
Dalam dunia desain interior, aroma dipakai untuk memberikan sensasi berbeda bagi setiap ruangan. Bahkan ruangan yang berdekatan, dengan aroma berbeda dapat menimbulkan sensasi berbeda. Sensasi ini tentunya bisa memperkuat kesan sebuah ruangan selain kesan visual yang hadir dari penataan interior. Bila sebuah ruangan memiliki aroma yang sesuai dengan ruangan itu, misalnya ruang kamar hotel dengan aroma bunga, akan memperkuat kesan ruang yang dirasakan. Bahkan bila suatu saat kita berada ditempat lain dan mencium aroma tersebut, pikiran kita diingatkan kembali pada suasana ruang kamar hotel tersebut.
2. Apa semua ruangan dalam rumah perlu aroma?
Tentunya penggunaan aroma disesuaikan pula dengna kebutuhan. Gunakan aroma pada ruang yang perlu saja, seperti kamar mandi, ruang tidur, atau ruang tamu. Ruang-ruang yang digunakan bersama seperti ruang keluarga bisa juga diberi aroma namun tidak terlalu signifikan, karena pada ruangan yang bisa jadi ‘ramai’ seperti ini, konsentrasi kita seringkali bukan pada aroma, melainkan pada rangsangan indera lain seperti penglihatan dan pendengaran (misalnya bila keluarga sibuk bercanda, sensasi aroma berkurang, lebih pada penglihatan dan pendengaran). Bahkan bila terlalu banyak menggunakan aroma, sensitivitas indera penciuman akan berkurang pada aroma tersebut, akibatnya penggunaan aroma malah menurun kualitasnya.
Jadi gunakan aroma pada ruangan, dan pada waktu yang tepat. Misalnya; di ruang tidur saat akan berangkat tidur dengan tujuan mendapatkan sensasi rileks menjelang tidur. Ruangan kamar mandi pada saat kita hendak berendam di bak mandi sehingga memperkuat sensasi rileks. Ruang tamu bisa diberi aroma yang menyenangkan, misalnya aroma mawar untuk mengingatkan pada kesan taman bunga.
3. Aroma dalam ruangan bisa didapat dari bahan2 alami, seperti potpourri, bunga hidup, atau penyemprot ruangan. Apa ada patokan tersendiri (Contoh :kalau rumah klasik, aromanya dari bahan2 rempah atau bahan natural lain: utk rumah modern, bisa fleksibel)?
Aroma adalah rangsangan terhadap indera penciuman, yang kurang berdampak pada kesan visual suatu ruangan. Sehingga penggunaan aroma yang tepat pada ruangan yang tepat lebih diperhatikan. Sebaiknya penggunaan aroma didasarkan pada sensasi dari rangsangan indera penciuman tersebut. Sensasi apakah yang ingin didapatkan dari aromaterapi ini? Apakah sensasi menenangkan? Sensasi menggairahkan? Atau sekedar sensasi yang mengingatkan kita pada bunga, pada pegunungan, atau air terjun alami.
Yang penting diperhatikan adalah kesan visual dari bahan aromaterapi tersebut. Misalnya apakah potpourri yang digunakan cukup sesuai dipajang dalam ruangan tersebut? Wadah potpourri juga akan berpengaruh, karena sebagai benda pajangan, sebaiknya disesuaikan dengan gaya interior rumah yang dipakai. Warna bahan alam seperti bunga dan daun potpourri sebaiknya memiliki warna yang sesuai dengan interior ruangan. Untuk kesan gaya interior yang ‘ramai’ seperti gaya interior klasik, kita bisa menggunakan koleksi potpourri berbagai rupa dan warna. Untuk gaya minimalis, dengan wadah potpourri yang sesuai tentunya, warna koleksi potpourri sebaiknya tidak terlalu banyak warna.
Demikian pula dengan tanaman hidup dalam ruangan, kita perlu memperhatikan tanaman jenis apa yang sesuai untuk ruangan tersebut. Beberapa jenis aromaterapi juga menggunakan bunga buatan yang menebarkan aroma. Sesuaikan bentuk, ukuran dari bunga seperti ini dalam ruangan sehingga sesuai. Bentuk tanaman ada yang cocok digunakan untuk ruang bergaya klasik, ada juga yang cocok digunakan untuk gaya ruang minimalis.
4. Apa aroma juga ikut menciptakan ambience tertentu dalam ruangan?
Ya tentu saja, karena sebagai rangsangan terhadap indera, aroma merangsang indera penciuman yang menimbulkan sensasi dalam pikiran kita. Aroma tertentu membawa sensasi tertentu, yang diasosiasikan pada pengalaman tertentu. Misalnya; aroma bunga akan membawa kita pada pengalaman saat berada di taman bunga, tentunya sensasi yang kita rasakan adalah; senang dan enjoy berada ditaman bunga.
5. Berarti sirkulasi juga harus tetap diperhatikan meski menggunakan pengharum ruangan?
Sirkulasi udara tetap harus diperhatikan dalam ruangan dengan aroma. Bukan berarti ruangan harus sangat tertutup, atau tanpa pengkondisian udara. Secara wajar gunakan penghawaan alami seperti ventilasi dan jendela, atau gunakan penghawaan buatan yaitu AC. Memang untuk peralatan elektronik yang tersedia di pasar saat ini yang bisa menimbulkan aroma, disertakan juga fasilitas untuk menyegarkan ruangan dengan mengolah udara menjadi ozon, dimana ozon ini bisa membantu membangkitkan udara segar yang kita hirup. Namun untuk pengkondisian udara agar tetap mengalir dan segar, tetap diperlukan sirkulasi udara yang wajar.
***
(Probo Hindarto)
Dalam KoranSeputar Indonesia (Sindo):
RILEKS dan rasa nyaman di rumah sendiri bisa Anda ciptakan. Salah satunya dengan menghadirkan aroma terapi dalam ruang. Selain murah, juga mudah menatanya. Kehadiran aroma atau wangi-wangian dalam ruangan, salah satunya bisa menenangkan pikiran kita.
Tak hanya terasa cozy, kehadiran aroma pun berperan agar Anda dapat merasa nyaman di kediaman Anda sendiri. Apalagi bagi Anda yang tinggal di kota-kota besar yang hectic seperti Jakarta, pasti sangat mendambakan suasana tenang dan rileks setiba Anda di rumah. Sel-sel saraf rongga hidung yang menangkap suatu aroma akan mengirimkan sinyal ke otak.
Sinyal tersebut di dalam otak akan diinterpretasikan sebagai bau. Kemudian secara emosional akan membawa kita pada situasi dan perasaan tertentu, serta mampu membangkitkan imajinasi. Unsur aroma memang sangat menarik untuk menunjang kesan dari sebuah ruangan.
Kesan berarti akan muncul pada perasaan kita saat memasuki sebuah ruangan. Adanya aroma tertentu akan semakin terasa menyenangkan, bisa juga mengingatkan kita pada memori tertentu yang indah.
"Hal ini secara ilmiah dapat dijelaskan karena indra penciuman, sama seperti indra penglihatan. Bila mendapatkan aroma tertentu, akan menghubungkan perasaan kita pada sensasi tertentu, seperti sensasi menyenangkan," sebut arsitek Probo Hindarto, pengelola situs arsitektur dan desain.
Hal senada juga diungkapkan oleh desainer interior Anita Buntarman. "Lagi pula sebagus apa pun rumahnya kalau ruangan di dalamnya berbau tak sedap, pasti kita jadi Il feel (hilang feeling)," candanya.
Menurut arsitek Deny Willy, yang menjadi soal itu bukan dari konteks ruang tapi frekuensi. Hal ini disebabkan setiap orang punya kadar kebutuhan akan wewangian tersebut. Ada orang yang tahan dengan aroma yang menyengat, juga ada yang alergi terhadap wewangian berlebih.
"Kalau di ruangan diliputi aroma yang terus-menerus kan malah jadi tidak nyaman dan enek," kata Deny, yang juga Ketua Yayasan Apikayu, Bandung. Jadi, yang harus diperhatikan adalah kadar frekuensi keharuman pada suatu ruangan, bukan tentang masalah harus di ruangan mana aroma perlu disertakan. Jadi, gunakan aroma pada ruangan dan waktu yang tepat.
"Misalnya di ruang tidur saat akan berangkat tidur dengan tujuan mendapatkan sensasi rileks menjelang tidur. Atau ruangan kamar mandi pada saat kita hendak berendam di bak mandi sehingga memperkuat sensasi rileks," tutur Probo. Menurut Probo, sirkulasi udara tetap harus diperhatikan dalam ruangan beraroma.
"Secara wajar, gunakan penghawaan alami seperti ventilasi dan jendela, atau gunakan penghawaan buatan yaitu AC," sebutnya. Sementara Anita lebih menyarankan perlunya penempatan benda-benda yang mengandung wewangian itu di tempat yang sesuai.
"Tetap dong adanya aroma ini harus juga ditata apik," saran Anita yang juga pemilik Millenia Furniture. Sekarang ini, banyak potpourri, batang dupa warna-warni, dan lilin-lilin cantik beraroma beredar di pasaran. Lilin yang terdiri atas berbagai macam bentuk dan warna dapat ikut menghiasi ruangan Anda secara visual.
Beberapa jenis aroma terapi juga menggunakan bunga buatan yang menebarkan aroma.Sesuaikan bentuk dan ukuran dari bunga seperti ini dalam ruangan yang sesuai. Pilih bentuk tanaman yang cocok karena ada yang digunakan untuk ruang bergaya klasik dan ada juga untuk gaya ruang minimalis.
Lain Ruang, Lain Aroma
Image privat, suasana rileks biasanya juga diperoleh di area kamar tidur, maka penempatan aroma di ruang ini cukup ideal.
Aroma sebagai unsur penunjang dalam interior ruangan adalah terapan ilmu aroma terapi yang sudah berumur ribuan tahun, sejak zaman Mesir purba. Efek aroma yang ada dalam suatu ruangan tentunya memengaruhi ambience dan sensasi orang yang ada di ruangan tersebut.
Menurut arsitek Probo Hindarto, dalam dunia desain interior, aroma dipakai untuk memberikan sensasi berbeda bagi setiap ruangan. Bahkan, ruangan yang berdekatan dengan aroma berbeda dapat menimbulkan sensasi berbeda. Sensasi ini tentunya bisa memperkuat kesan sebuah ruangan selain kesan visual yang hadir dari penataan interior. Adapun Deny Willy berpendapat, memberikan aroma sebaiknya ditempatkan pada ruangan yang memiliki utilitas tinggi, seperti ruang kerja.
"Ini akan efektif dan terasa dampaknya bagi penghuni," saran Deny yang kini menjadi staf pengajar Program Studi Desain Interior FSRD Institut Teknologi Bandung. Ruang kerja memiliki kadar stres yang cukup tinggi di antara ruangan lain di dalam rumah. Jadi, aroma yang dapat menenangkan Anda seperti aroma cypress atau peppermint berguna untuk menenangkan sekaligus meningkatkan konsentrasi. Aroma yang dipilih untuk ruang tidur adalah aroma yang menghadirkan suasana nyaman dan menghilangkan stres.
"Makanya, pilihlah aroma lavender untuk ruang tidur," saran Anita Buntarman, alumnus Teknik Arsitektur Universitas Indonesia. Sementara, Probo menyarankan, untuk ruang tamu bisa diberi aroma yang menyenangkan. Misalnya aroma mawar untuk mengingatkan pada kesan taman bunga.
Aroma grapefruit dan lavender bisa jadi pilihan lain tamu karena ruang tamu merupakan tempat polifikasi udara. Untuk kamar mandi, Anda bisa juga mencoba aroma terapis dari lemon yang menyegarkan sekaligus menggugah inspirasi atau lavender dan palmarosa.
(Sindo)
________________________________________________by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.
No comments:
Post a Comment