Ini sebenarnya pemikiran saya yang saya presentasikan dalam seminar yang diadakan oleh Holcim dan SAMM (Spirit Arsitek Muda Malang) tentang sustainable construction pada Nopember 2007. Saya banyak mendengar konsep yang sama dikembangkan dan diklaim oleh banyak pihak, dan saya menyadari bahwa tidak ada konsep original dalam arsitektur. Dan bahwa 'konsep' adalah sesuatu yang cair dan dapat dikopi dan di-paste dalam kebudayaan copycat ini. Tapi disini saya bisa mengklaim bahwa ini adalah hasil pemikiran murni saya. Setelah berpikir banyak tentang kehidupan di kota-kota dan dan bagaimana banyak hal berjalan dengan tidak baik, seperti terganggunya siklus air, konsep ini menurut saya adalah yang paling baik untuk 20 tahun kedepan.
Konsep aslinya bersumber dari pemikiran bahwa kita harus berubah untuk masa depan agar kita tetap dapat menikmati potensi air dan tanah untuk masa depan. Bangunan harus dibuat dengan cara berbeda, dan air + tanah harus dapat dilestarikan. Cara terbaik untuk ini sebenarnya TIDAK MEMAKAI SAMA SEKALI air dan tanah (meskipun ini tidak mungkin), sehingga ini berarti lebih banyak lahan untuk hutan dan bangunan harus mengalah dengan 'diangkat' ke ketinggian tertentu sehingga masih ada tanaman yang dapat hidup dibawahnya, pohon-pohon besar disekitar bangunan dan jalan-jalan yang diangkat.
Siklus air sangat berperan dalam bumi sebagai kontinyuitas dari seluruh mahluk hidup diatasnya. Siklus ini menjadi tidak stabil karena kita terlalu banyak menginterupsi alam, seperti membangun terlalu banyak bangunan, jalan, trotoar yang akan menutup tanah dan memotong siklus air. Jika air tidak bisa diserap oleh tanah, akan terjadi banjir, diskontinyuitas aliran air tanah, dan kekeringan di lebih banyak lahan di muka bumi. Kurangnya uap air (karena air terlalu cepat dialirkan ke sungai) juga akan menambah temperatur bumi.
Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan untuk melestarikan tanah dan air:
- lestarikan penyerapan air oleh tanah
- tanam lebih banyak hutan kota
- hindari erosi lahan.
Ini berarti menghindarkan kita dari membuat kesalahan yang sama yang telah terjadi di SEMUA kota diatas bumi. Harus ada sebuah utopia, dan kita harus membuatnya nyata. Kita tahu banyak arsitek yang berpikir tentang utopia urban; Tony Garnier dengan Cite Industrielle, Le Corbusierdengan Ville Radieus, dan konsep ini saya sebut "Utopia Tanah dan Air", adalah sesuatu yang tidak banyak berkutat pada desain urban, tapi merupakan konsep kota yang lebih hijau, lebih baik.
Utopia kota-kota di dunia masa depan;
- lestarikan lebih banyak air dan tanah untuk kemanusiaan
- area bangunan adalah sumber erosi terbesar yang musti diperhatikan
- kota-kota bebas banjir; 20 tahun kedepan
- Kota-kota baru harus berbeda dari sekarang
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.
No comments:
Post a Comment