Tuesday, January 11, 2011

Tentang konstruksi rumah murah

Rumah dengan material fabrikasi bisa lebih murah: struktur
sederhana, tidak menggunakan tembok bata tapi bahan GRC,
tanpa pondasi namun hanya sloof yang berfungsi sebagai
pondasi umpak, atap dibuat dari atap lembaran seperti
fiber cement, konstruksi atap minimum.
Sumber gambar: rumah RISHA oleh Dinas PU
astudioarchitect.com Artikel ini dibuat berdasarkan wawancara dengan wartawan Seputar Indonesia.
Bagaimana membuat kontruksi rumah yang murah?

Membuat konstruksi rumah murah bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
- Luasan bangunan yang tidak besar
- efisiensi penggunaan bahan struktural dan non struktural
- efisiensi sistem konstruksi bangunan
- pemilihan material yang lebih murah
- meniadakan elemen dekoratif/ hiasan yang tidak perlu
- merencanakan dengan baik sehingga tidak terjadi tambal sulam
- dan sebagainya


Apa saja yang perlu dilakukan?

Dalam mendesain bangunan rumah, kita harus memperhatikan desain, budget, dan berbagai kondisi lapangan yang mungkin akan terjadi. Faktor yang cukup penting sebenarnya adalah budget, dimana ini akan menentukan seberapa ‘mahal’ atau ‘murah’ sebuah rumah. Yang perlu diperhatikan adalah luas bangunan yang akan dibangun, tentunya semakin luas bangunannya, biaya akan semakin besar. Disini kita perlu mengetahui seberapa luas masing-masing ruang yang diperlukan untuk aktivitas, seperti kamar tamu, ruang keluarga, kamar tidur dan sebagainya. Luasan kamar tamu, bisa kecil atau besar adalah tergantung dari kebutuhan. Bila tidak banyak menerima tamu, ruang tamu tidak perlu besar. Demikian juga dengan ruang-ruang lainnya. Pertimbangannya adalah: beberapa ruangan mungkin bisa disatukan untuk memperkecil luasan ruang, tapi tentunya harus masuk akal dan didesain dengan baik, sehingga tidak berakhir menjadi perencanaan yang tidak matang. Rencana yang tidak matang akan mengakibatkan ruang rumah tidak nyaman dihuni, atau harus dirombak / direnovasi yang akan menambah biaya lebih banyak.

Pertimbangan selanjutnya adalah sistem struktur yang digunakan, dimana ada sistem struktur bangunan yang lebih murah, dan ada yang lebih mahal. Efisiensi penggunaan struktur sering dihubungkan dengan rumit tidaknya struktur tersebut, dimana struktur yang lebih sederhana biasanya lebih murah biayanya. Struktur sederhana misalnya seperti struktur rumah RSS yang tampilannya datar dan ‘tidak neko-neko’, hanya membutuhkan struktur utama yang tidak rumit. Terdapat juga pilihan struktur seperti rumah yang dibangun tanpa kolom, jadi hanya dinding bata saja. Contoh lain: daripada menggunakan plat beton, bisa menggunakan lantai kayu. Dari pilihan-pilihan ini, tentunya terdapat konsekuensi dalam hal keindahan atau penampilan rumah. Rumah tersebut bisa tampil menarik, semua tergantung rancangan, sehingga peran arsitek menjadi cukup penting. Arsitek bisa membantu memilihkan material yang digunakan, sistem konstruksi dan sebagainya yang berkaitan dengan estetika bangunan dan biaya yang dikeluarkan.

Misalnya, dari efisiensi pekerjaan dan biaya yang terjangkau?

Efisiensi pekerjaan bisa berkaitan dengan efisiensi pengerjaan dan material, disini artinya dibutuhkan keseimbangan antara material, biaya yang ada dan lama waktu mengerjakan, karena hubungannya dengan biaya membangun tersebut. Disini perencanaan seperti rencana anggaran bangunan (RAB) menjadi langkah penting untuk mengetahui biaya pembangunan yang tentunya sudah harus disesuaikan dengan lama waktu mengerjakan, berapa upah tukang, dan sebagainya.

Hal hal apa saja yang biasanya memegang peranan penting?

Yang paling memegang peranan adalah sistem konstruksi, dimana terdapat sistem konstruksi yang lebih murah, dan ada yang lebih mahal. Dari sistem konstruksi ini, terdapat konsekuensi penggunaan material untuk struktur seperti pondasi, kolom dan balok, serta lapisan dinding, apakah menggunakan bata, batako, kayu, GRC board, lembaran besi, dan sebagainya, dari jenis material ini tentunya ada yang lebih murah dan ada juga yang lebih mahal. Intinya adalah dari pemilihan jenis material ini perlu dipertimbangkan dari sisi harga material, kesan tampilan material setelah dibangun, serta kreativitas apa yang bisa dibuat untuk meningkatkan desain rumah atau bangunan tersebut.

Kalau dari segi desain, biasanya tipe rumah yang digunakan seperti apa?

Tipe bangunan rumah murah biasanya menggunakan tipe konstruksi yang paling sederhana, berupa kolom dan balok dengan sistem konvensional, yaitu konstruksi yang seminimal mungkin terdapat ‘patahan’ atau kerumitan dalam desainnya. Desain juga seminimal mungkin menggunakan hiasan seperti lis profil yang tidak dibutuhkan, serta mengandalkan kesan material untuk menciptakan suasana berbeda. Banyak perumahan menengah kebawah menggunakan aksen benangan/ lis profil untuk mempermanis tampilan rumah. Ini sah-sah saja meskipun begitu bukan merupakan hal yang esensial.

Material yang lebih murah antara lain:

- batu-bata ekspos bisa lebih murah daripada bata plaster bila menggunakan bata biasa dan bukan bata jenis khusus yang presisi, karena ada jenis bata yang presisi harganya lebih mahal
- batako lebih murah dari batu-bata untuk membuat dinding, namun kekuatan dinding berkurang
- Jenis pondasi umpak menerus lebih murah daripada jenis pondasi cakarayam dan batu kali menerus
- Jenis penutup atap asbes, alang-alang, semen board, dan beberapa jenis penutup atap lain memiliki harga lebih rendah dari menggunakan genteng. Genteng pun ada jenis yang lebih murah dan lebih mahal.
- dan sebagainya

Dari bentuk bangunan, terdapat bentuk bangunan yang lebih sedikit/ irit menggunakan konsumsi energi listrik sehari-hari. Bentuk atap yang lebih tinggi memberikan kelebihan yaitu ruang didalamnya lebih dingin, adanya banyak ventilasi dengan didukung banyak pohon disekeliling rumah menjadikan rumah lebih sejuk dan mengurangi atau meniadakan penggunaan AC, adanya kolam disekitar rumah bisa membantu mendinginkan udara, dan sebagainya. Hal ini merupakan hasil dari perencanaan desain yang baik menghasilkan bangunan yang ramah lingkungan dan tidak mahal biaya.

Bagaimana dengan atapnya?

Jenis atap pelana lebih murah daripada atap perisai karena konstruksi yang digunakan lebih sedikit, apalagi bila menggunakan gewel (penyangga atap pengganti kuda-kuda kayu). Konstruksi atap juga bisa dibuat sesederhana mungkin, biasanya atap dengan penutup atap yang ringan lebih murah daripada yang berat karena mengurangi beban struktur.

Villa-villa di Bali banyak menggunakan sistem konstruksi dan material low-tech seperti atap ijuk, konstruksi kayu/bambu, tembok tanpa finishing/ tanpa aci, dan sebagainya. Meskipun tidak semuanya murah, tapi ada sisi keindahan dari material murah yang bisa digunakan.

Kecenderungan org menganggap rumah murah, itu biasa atau kurang menarik. Nah saran dari Anda sendiri bagaimana? 

Rumah murah bisa lebih menarik dari rumah ‘konvensional’ dari penggunaan material dan teknologi tepat guna. Jenis ‘keindahan’ yang banyak ditinggalkan masyarakat adalah jenis keindahan alam sekitar rumah. Sebuah rumah bisa tampil menarik meskipun bersahaja, karena pemilihan material, dimana terdapat material yang lebih berkesan alami seperti bata ekspos, batako ekspos dengan acian yang rapi, tegel dengan warna-warni yang menarik, menggunakan limbah keramik pecah dan menyusun menjadi mozaik, dan sebagainya.

Material murah cenderung bisa bersanding dengan alam sekitar dengan lebih mudah, dimana hal ini kontras dengan material yang ‘mahal’ cenderung diaplikasikan dengan cara ‘mahal’ pula dan kurang berinteraksi dengan lingkungan. Bila kita lihat dan renungkan, seperti villa-villa mahal di Bali, banyak yang menggunakan material yang terkesan ‘alami’ seperti bata ekspos, batu alam, genteng kodok, alang-alang, dan sebagainya. Justru dari kesederhanaan itu, dipadukan dengan landscape / penataan taman yang baik, akan menghasilkan bangunan villa dengan nilai yang tinggi dan diminati pelancong dari seluruh dunia. Jadi, mengapa tidak?

________________________________________________

by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.

No comments:

Post a Comment