Sunday, December 19, 2010

Kenyamanan dalam Bangunan berdasarkan kondisi tubuh dan suhu

astudioarchitect.com Apakah ruang tamu atau ruang kerja Anda nyaman? Sebuah ruangan, misalnya didalam rumah, dalam mall, atau di manapun juga, selalu dirasakan oleh tubuh sebagai tingkat kenyamanan. Tingkat kenyamanan dalam ruangan merupakan hal yang relatif, karena bila ditanya tentang ‘apakah sebuah ruangan nyaman atau tidak?’ biasanya tergantung pada kondisi tubuh seseorang dan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Biasanya tingkat kenyamanan berkaitan erat dengan suhu, kelembaban, dan sebagainya.

Tubuh kita bisa ‘merasakan’ bila sebuah ruangan terasa tidak nyaman, terutama dari segi suhu ruangan. Bila suhu ruangan terasa panas, maka akan berkeringat. Bila terlalu dingin, maka pori-pori akan menciut. Tubuh manusia ber-metabolisme agar berfungsi dengan baik, biasanya tubuh akan berusaha mempertahankan suhu didalam (internal) dalam kisaran 37 derajat Celcius. Bila suhu ruangan atau suhu luar tubuh lebih rendah, atau lebih tinggi, maka tubuh akan tetap berusaha membuat suhu internal tubuh tetap dalam kisaran 37 derajat C agar metabolisme normal.

Gambar atas kiri: sebuah bangunan di Nicaragua didesain oleh Marina Gousia, sepertinya menerapkan prinsip desain untuk iklim tropis panas. Atap yang terpisah dari bangunan berfungsi seperti payung yang melindungi bagian bawahnya agar tetap dingin, justru karena dipisahkan dari atap, maka 'box' ruangan akan menjadi makin dingin. Adapun 'secondary skin' merupakan sarana agar panas luar tersaring di area teras.
Sumber gambar: http://www.worldarchitecture.org/world-students/student-design.asp?position=detail&no=4153




METABOLISME adalah serangkaian proses kimia dalam tubuh, agar tubuh kita bisa berfungsi, bergerak, dan tetap hidup, termasuk tetap nyaman :)

Some rights reserved by subcomandanta


Misalnya, bila ruangan terlalu panas, maka tubuh akan mengeluarkan keringat untuk membantu mendinginkan suhu internal. Gunanya agar panas dari evaporasi (penguapan) keringat tersebut bisa terbawa oleh udara. Karena itu akan terasa sejuk bila ada udara mengalir, misalnya memakai kipas angin. Kipas angin membantu mengalirkan udara agar suhu kulit menurun, tapi hal ini tentunya bila udara terasa panas maka keringat bisa keluar. Tidak heran, bila sebuah ruangan terasa panas dan lembab, adanya kipas angin bisa membantu menurunkan suhu pada kulit kita. Udara yang lembab bisa membuat suasana terasa panas karena makin lembab (makin banyak uap air), maka makin susah membuang panas tubuh melalui kulit.


Bila udara ruangan terlalu dingin, atau sedang berada di wilayah dingin seperti pegunungan, maka tubuh kita akan beradaptasi dengan menaikkan suhu agar suhu dalam atau internal tubuh bisa mencapai kisaran 37 derajat Celcius. Hal ini membuat tubuh mengeluarkan panas hingga 4 kali lipat dari panas internal yang dibutuhkan. Bagian tubuh yang paling banyak mengeluarkan panas antara lain belakang leher, ketiak, punggung, dan bagian tubuh lain. Karena itu pada kondisi kedinginan, kita akan merasa nyaman menggunakan syal, sweater, kaos kaki, dan sebagainya. Namun pada kondisi dingin yang sangat ekstrim, bagian kepala kita termasuk bagian tubuh yang paling mengeluarkan panas untuk mempertahankan suhu dalam otak agar fungsi tubuh berjalan sempurna. Pada kondisi yang sangat ekstrim ini, biasanya rambut bisa berdiri untuk membantu mempertahankan / memperhangat suhu dalam ruang antara rambut.


tabel standar saran untuk jumlah pertukaran udara masing-masing ruangan di rumah terlihat bahwa dapur harus mengalami pertukaran udara setidaknya 100x setiap jam, berarti dapur harus benar-benar diperhatikan pertukaran udaranya, sementara itu... masih banyak dapur di rumah-rumah yang kurang ventilasinya. 
sumber gambar: Ilmu Fisika Bangunan, Heinz Frick


Kecepatan angin berpengaruh pada kenyamanan pada kulit tubuh manusia. Bisa dilihat pada tabel diatas kecepatan angin yang bergerak paling nyaman adalah sekitar 0,25-0,5 m/detik merupakan gerakan udara yang paling nyaman. 
sumber gambar: Ilmu Fisika Bangunan, Heinz Frick

Gambaran pergerakan udara dan panas yang terjadi dalam sebuah ruang kerja
sumber gambar: Ilmu Fisika Bangunan, Heinz Frick

Pada bangunan yang berada di daerah panas, bila tidak menggunakan AC, cara terbaik adalah dengan menyediakan ventilasi bangunan yang baik, yaitu jenis ventilasi silang. Turunkan suhu sekitar rumah atau bangunan dengan menanam pohon dan rerumputan, sehingga mengurangi penggunaan AC. dan berbagai tips lain bisa Anda lihat pada artikel bagaimana agar rumah tanpa AC.

Semoga artikel ini bermanfaat :)

--------------------------------------

Tambahan diagram (dari buku "Agar Rumah tidak Gelap dan tidak Pengap", karangan Gatut Susanta)





________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.

No comments:

Post a Comment