Tuesday, March 16, 2010

Mengatasi iklim tropis panas berkaitan dengan orientasi rumah / Dealing with hot tropical climate related with house orientation

Bali bathroom at the Longhouse
astudioarchitect.com Ketika mendesain rumah, kita perlu memperhatikan kondisi orientasi (arah) rumah dan iklim yang ada. Sebuah rumah dapat dirancang dan dibangun untuk memaksimalkan atau meminimalkan dampak iklim. Dinding yang dibuat untuk melindungi rumah dari sinar matahari atau angin dingin dapat melindungi interior rumah dari suhu tidak nyaman. Jendela dapat juga diarahkan untuk mendinginkan udara tropis yang cenderung panas dan menyediakan ventilasi.

When designing a house, we need to consider the condition of orientation (direction) of the house and the existing climate. A house can be designed and constructed to maximize or minimize the impact of climate. Walls are made to protect the house from the sun or cold wind to protect the interior of the house from uncomfortable temperatures. Window can also be directed to cool down the tropical air that tends to heat and provide ventilation.




Pertimbangan struktural ini mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan kenyamanan di dalam rumah dan dengan demikian membantu melestarikan sumber daya tak terbarukan yang berharga. Desain interior juga dapat membantu dalam upaya ini, baik struktural yang melengkapi desain atau memberikan kontrol suhu bahkan di rumah dengan orientasi matahari yang tidak baik seperti mengarah ke barat. Jendela lebar yang mengarah ke barat mungkin perlu kontrol untuk mencegah terlalu banyak panas masuk, misalnya dengan mengaplikasikan secondary skin. Bahan lantai dan dinding dapat dipilih untuk membuat perasaan lebih dingin bila disentuh.

Bali bathroom at the Longhouse

Di luar pertimbangan fisik spesifik ini, adalah mungkin untuk menciptakan suasana kehangatan atau kesejukan. Sebuah rumah bisa didesain dengan warna yang akan membuat pemiliknya merasa suasananya lebih dingin. Orang-orang yang tinggal didaerah panas, iklim basah dapat memilih untuk melawan efek psikologis dengan memilih warna sejuk dan natural seperti warna kayu, warna abu-abu atau batuan, maupun warna alami dari tanaman, serta pola dan warna yang sekiranya menyenangkan mata dan membawa kualitas dalam rumah terlepas dari suhu udara yang ada. Tekstur dapat juga menambah efek psikologis: permukaan halus merasa sejuk sementara yang kasar menjadikan orang merasa kurang membutuhkan pendingin udara.

These structural considerations reduce the amount of energy needed to maintain comfort at home and thus help conserve nonrenewable resources which are precious. Interior design can also assist in this effort, either to complete structural design or provide temperature control even at home with solar orientation which is not good or heading west. Wide windows that lead to the west may have controls to prevent too much heat in, for example by applying a secondary skin. Floor and wall materials can be selected to create a feeling of cold to the touch.


Outside of this specific physical considerations, it is possible to create an atmosphere of warmth or coolness. A house can be designed with colors that will make the owner feel a cooler atmosphere. The people who live in hot, wet climate can choose to counteract the psychological effects by choosing cool colors and natural wood color, gray or rock colors, and natural colors from plants, as well as pattern and color to pleasant eyes and bring quality to the house apart from the existing air temperature. Texture can also increase the psychological effects: smooth surface feel cooler while the rough one makes people feel less need of air conditioning.

________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2010 astudio Indonesia. All rights reserved.

No comments:

Post a Comment