Monday, September 8, 2008

Konsep rumah tumbuh

04 Juni 2008
Catatan Probo Hindarto:
Rumah tumbuh, adalah sebuah konsep yang menarik, dimana saat membangun, kita tidak perlu membangun seluruh bangunan rumah, hanya sebagian saja. Well, barangkali kita belum butuh ruang-ruang sebanyak itu, atau memang dana belum cukup banyak. Yang pasti, bagi Anda yang sedang membangun, rumah tumbuh bisa jadi opsi menarik lho. Simak saja hasil wawancara saya dengan koran Kontan berikut.

Contoh Rumah Tumbuh

Agar lebih mudah membayangkan konsep rumah tumbuh, dibawah ini kami astudio membuat contoh rumah tumbuh dengan spesifikasi rumah tipe sederhana. Anda mungkin akan diminta mendownloead flash player untuk melihatnya. Contoh ini merupakan animasi desain rumah yang dibangun dari satu lantai, menuju dua lantai.

Contoh rumah tumbuh ketika satu lantai.

Contoh rumah tumbuh ketika dua lantai:

Contoh rumah tumbuh diatas menggunakan atap yang sederhana, sehingga biayanya cukup murah, dan atap lantai dua sama persis dengan atap sebelumnya, sehingga material atap dapat dipakai kembali untuk rumah dua lantainya.

1. bagaimana konsep dasar sebuah rumah tumbuh yang nyaman?

Konsep dasar rumah, baik itu bertumbuh atau tidak pada dasarnya sama, yaitu harus menjadi rumah yang nyaman dan fungsional. Untuk rumah tumbuh, memang agak berbeda dari rumah yang biasa dibangun. Rumah tumbuh harus memperhatikan berbagai faktor seperti kemungkinan perluasan bangunan, menambah lantai, dan faktor konstruksi yang mendukung. Dari awal, rencanakan rumah dengan denah lengkap, dan kira-kira sejauh mana rumah ini dapat dibangun dengan tetap memperhatikan kesehatan bangunan.

Biasanya konsep rumah tumbuh dibuat bila pemilik rumah merasa perlu mempersiapkan rumah untuk tahap pembangunan selanjutnya, misalnya karena diperkirakan anggota keluarga bertambah. Masalah yang sering terjadi adalah; kurangnya perencanaan sejak dini, sehingga rumah yang dibangun kemudian kurang memenuhi standar kesehatan, struktur dan sebagainya, karena langsung saja ditambah-tambah ruangannya, dengan menghilangkan fungsi taman. Masalah ini dapat kita atasi dengan membuat perencanaan matang sejak dini.

Rumah tumbuh dapat dibangun dengan semua denah ruang direncanakan dulu, namun baru sebagian luas rumah yang dibangun, ini artinya di masa depan, bisa ditambahkan ruang-ruang lain seperti ruang tidur, ruang keluarga, dan sebagainya. Bangunan dapat dibangun satu lantai dulu, baru setelah ada dana, dapat dibangun lagi dengan diperluas atau ditingkat. Prinsip utama dari rumah tumbuh adalah, setelah bertumbuh atau bertambah bagian-bagian bangunannya, tetap menjadi rumah yang sehat, dan secara struktural juga kuat.

2. apa yang perlu dimulai untuk membangun rumah demikian? bagaimana dengan fondasinya? apakah fondasinya tetap dibangun sesuai dengan ukuran total tanah, meskipun badan rumah yang dibangun setengah dari luas tanah, misalnya?

Pondasi rumah tumbuh, sama seperti pondasi rumah biasa, hanya perlu diperhatikan bahwa pondasi ini harus dapat menunjang, bila nantinya rumah dikembangkan, atau ditingkat. Dengan kata lain; strukturnya, tidak hanya pondasi saja, harus disiapkan agar dapat menerima beban dari keseluruhan bangunan yang rencananya akan dikembangkan. Misalnya, bila kita berencana membuat rumah dua lantai, tapi baru satu lantai dulu yang ditingkat, maka kita membuat pondasi, kolom dan balok-balok yang menunjang untuk dua lantai, sejak pertama kali kita membangun. Bekerjasamalah dengan arsitek/ perencana bangunan Anda untuk mendapatkan gambaran bagaimana struktur dibuat agar dapat menunjang dua atau tiga lantai rumah Anda.

3. ruang mana yang perlu diprioritaskan lebih dulu untuk dibangun? dan ruang mana yang paling terakhir untuk dibangun? bisa dibeberkan satu-persatu ruangan tersebut?

Biasanya, kebutuhan ruang-ruang utama sebuah rumah adalah ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur secukupnya, kamar mandi dan dapur. Ruang-ruang ini biasanya selalu ada dan dibutuhkan dalam kebanyakan rumah-rumah dewasa ini di Indonesia. Maka kita perlu memenuhi kebutuhan ruang-ruang primer ini dulu.

Penataan ruang juga perlu dibuat sedemikian rupa, misalnya perencanaan dimana letak tangga, letak toilet, letak taman, letak tandon, dan sebagainya. Memang dalam hal ini faktor desain awal sangat menentukan. Setelah rumah inti dibangun, maka selanjutnya pengembangan rumah dapat dilakukan.

4. bagaimana konsep interiornya? bisa dijelaskan secara lebih mendetail, interior ruang demi ruang?

Konsep interior bisa mengikuti konsep bertumbuh eksteriornya. Dalam arti; penataan interior ruangan lebih fleksibel, dan dapat diganti, dirubah dan ditata dengan mudah. Interior rumah tumbuh, sama seperti interior rumah biasa, dapat disesuaikan dengan fungsi ruang yang ada, misalnya ruang duduk, diisi dengan perabot untuk duduk, membaca, dan sebagainya.

5. bagaimana dengan konsep rumah bertingkat?

Konsep rumah bertingkat dalam konteks rumah bertumbuh termasuk konsep yang paling sering dibuat, karena seringnya keterbatasan lahan. Bila rumah tumbuh dibangun di lahan yang luasnya memadai, maka tidak perlu ditingkat. Bila dibangun diatas lahan yang luasnya terbatas, maka yang terbaik adalah membangun dengan konsep bertingkat. Dalam hal ini, seringkali rumah dibangun dengan atap datar (dak beton), yang dapat disambung dengan membangun tembok dan atap lantai atas. Saran untuk model bertingkat dan bertumbuh ini, usahakan agar tampilan rumah tidak terlihat canggung atau kurang menarik sebelum ditingkat lebih lanjut.

6. dalam konteks rumah tumbuh, bagaimana kita memanfaatkan ruang kosong secara baik? apakah ruang kosong itu bisa dibuat taman? atau garasi?

Betul, ruang-ruang kosong dapat dipakai sementara untuk taman, setidaknya gunakanlah dengan baik sehingga rumah terlihat indah dan tidak seperti rumah yang belum jadi. Pikirkanlah tentang penggunaan lahan dalam tahun-tahun kedepan, dengan menyesuaikan tanaman apa yang cocok untuk ditanam di lahan yang nantinya dibangun. Garasi sebaiknya dibuat secara terintegrasi dengan rumah induk dan rencana keseluruhan rumah tumbuh, jangan sampai nantinya garasi hanya akan menjadi semacam tempelan saat rumah selesai dibangun semuanya.

________________________________________________

Baca juga artikel dalam harian Kontan berikut berdasarkan wawancara dengan saya:

PEMANFAATAN LAHAN

Menyamarkan Lahan Kosong dengan Taman atau Garasi

Sandy Baskoro, Danang Pidekso
Dimuat di harian kontan pada tanggal 05/31/08
MEMBANGUN rumah secara bertahap tentu punya konsekuensi. Terutama bagi Anda yang menggunakan konsep mengembangkan rumah bertahap secara horisontal. Selama dana belum tersedia, tentu masih akan terlihat lahan yang kosong melompong.

Jangan sampai lahan kosong yang belum terbangun itu menjadikan rumah Anda seperti rumah yang baru saja dibongkar.?? Jika lahan dibiarkan tak terawat, bisa-bisa ia akan berubah menjadi tempat menumpuk barang tak berguna.

Jelas, Anda perlu juga merancang pemanfaatan lahan yang belum terpakai dalam desain pengembangan rumah. Sekarang, bagaimana Anda memanfaatkan lahan atau ruang kosong tersebut biar lebih produktif dan bermakna?

Banyak cara untuk menyiasati agar ruang yang belum terpakai tidak merusak penampilan rumah tumbuh yang sudah Anda rancang. Cara paling mudah adalah membangun taman di lahan yang masih kosong. "Lebih segar daripada lahannya nganggur," ujar arsitek Probo Hindarto. Taman jelas bisa membawa suasana hijau yang menyegarkan untuk penghuni rumah. Taman juga bisa menjaga kesehatan para penghuni, karena taman bisa memperlancar sirkulasi udara.

Namun yang perlu diingat, lahan yang dipergunakan sebagai taman di rumah tumbuh merupakan lahan sementara. Karena taman tak berumur selamanya, maka sebaiknya model taman sederhana saja. Yang juga tak boleh dilupakan, tanaman yang mesti disediakan adalah jenis yang tidak menghambat perencanaan ke depan, misalnya tanaman yang sekaligus berfungsi sebagai pagar pembatas. Atau Anda membeli tanaman yang dikemas dalam polybag. Sebab, Anda juga perlu memikirkan tentang penggunaan lahan itu dalam tahun-tahun ke depan.

Upayakan dana untuk membikin taman yang sederhana seperti itu juga tidak terlalu banyak. Meski nantinya taman akan tergusur dengan rencana pembangunan ke depan, fungsi taman harus tetap optimal. Penghuni rumah juga harus bisa memindahkan tanaman-tanaman yang sudah dikemas semi permanen itu.

Untuk memperindah taman, bisa juga Anda bangun kolam ikan yang sesuai dengan kebutuhan. Tapi, lagi-lagi, perlu Anda perhatikan pula efektivitasnya, karena membuat kolam permanen juga bakalan percuma, apabila akhirnya harus dibongkar.
Selain taman, pilihan lainnya adalah membuat garasi. Tapi untuk merancang kandang kendaraan ini, sebaiknya Anda mengupayakan agar terintegrasi dengan rumah induk dan rencana keseluruhan rumah tumbuh.

Sistem integral dalam membangun garasi akan lebih baik ketimbang Anda harus membongkar pasang garasi. Selain ribet, juga tentunya menguras biaya. "Jangan sampai nantinya garasi hanya akan menjadi semacam tempelan saat rumah selesai dibangun semuanya," kata Probo.

________________________________________________________

Mencicil Pembangunan Rumah Biar Cicilan Hemat
Menyiapkan rancangan rumah yang bisa meluas di masa mendatang
Sandy Baskoro, Danang Pidekso
Dimuat di harian kontan pada tanggal 05/31/08

EKONOMI saat ini tengah lelah lesu. Untuk mengerem inflasi yang melaju kencang, bank sentral sudah pasang ancang-ancang menaikkan lagi bunga acuan, BI rate, yang saat ini sebesar 8% di Juni mendatang.
Bagi Anda yang tengah berencana membangun hunian dengan modal pinjaman, ini merupakan kabar buruk. Jika BI rate naik Juni mendatang, bunga pinjaman bank pasti naik. Saat ini, beberapa bank besar sudah menyatakan akan menaikkan bunga kredit hingga 50 basis poin bila BI menaikkan BI rate di bulan Juni.

Jika bunga KPR naik, tentu utang Anda untuk membangun rumah akan membesar. Jika kebutuhan Anda tak mendesak, barangkali rencana membangun rumah dengan pinjaman bisa ditunda. Namun bagi mereka yang harus segera menghuni rumah baru, tak perlu kecil hati. Kenaikan bunga itu masih bisa disiasati.

Di saat bunga naik, Anda masih bisa menghemat ongkos pinjaman. Caranya? Anda bisa menekan luas bangunan hunian. Penyiasatan semacam ini memang berlaku apabila Anda bisa membeli tanah dan membangun rumah sendiri. Strategi semacam ini juga cocok para pasangan muda, yang belum berencana memiliki anak dalam waktu dekat.

Membangun rumah secara bertahap itu bisa dilakukan dengan mengikuti konsep rumah tumbuh. Jadi pembangunan rumah disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan anggaran. Membangun rumah tumbuh menjadi unik karena perlu proses perencanaan yang baik. Prinsip utama rumah tumbuh adalah bangunan yang ada kini ataupun yang ada di masa mendatang tetaplah harus memenuhi persyaratan rumah yang sehat dan memiliki struktur bangunan yang kuat.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam merancang rumah tumbuh, yakni kemungkinan perluasan bangunan, penambahan lantai, dan dukungan konstruksi yang memadai. "Sejak awal, harus ada perkiraan hingga seluas mana rumah dapat dibangun. Supaya tida berubah menjadi rumah tambal sulam," ujar arsitek Probo Hindarto.

Siapkan pondasi

Bagaimana rumah tumbuh berawal? Seperti rumah lainnya, tentu yang harus digarap pertama kali adalah pondasi. Namun perlu diingat, sedari awal pondasi rumah tumbuh harus sesuai dengan rencana pengembangan. Ambil contoh, jika ingin rumah dikembangkan menjadi bertingkat, maka perlu penyiapan pondasi untuk rumah bertingkat sejak pertama kali membuat pondasi.

Lalu, ruang-ruang mana saja yang perlu diprioritaskan pembangunannya? Yang harus digarap pertama-tama adalah ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, kamar mandi serta dapur. "Calon pemilik rumah bisa membuat daftar kebutuhan ruang, sesuai dengan keinginan dan kantong," ujar arsitek independen Muty Linggawati.
Penataan ruang, seperti penempatan letak tangga, toilet ataupun taman, juga perlu. Jadi, bangunan boleh saja bertumbuh, tapi disain tak boleh berubah-ubah. Disain yang tunggal ini yang akan menjadi alur pengembangan desain rumah di masa mendatang.

Jika ingin mengembangkan bangunan rumah, Anda juga harus menyiapkan penataan interior yang terbuka. Jadi, interior di dalam rumah bisa berubah mengikuti perubahan bangunan. Arsitek independen Biyustiyasa menuturkan, ruang dalam rumah tumbuh sebaiknya tidak ribet, tetapi harus sederhana. Bentuk interior yang sederhana itu seperti penggunaan batu alam sebagai dinding bangunan. Untuk bahan akhir, Anda bisa menggunakan cat. Sah-sah saja jika dinding dibuat telanjang, tanpa lapisan semen.




________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.

No comments:

Post a Comment