Monday, September 8, 2008

Tips rumah tahan gempa

13 May 2008
Catatan Probo Hindarto:
Gempa datangnya tidak disangka-sangka dan bisa jadi sangat dahsyat dan mematikan. Kejadian gempa yang menimbulkan kerusakan parah menyebabkan kita harus memperhatikan cara membangun yang baik dan dapat mengurangi kerusakan akibat gempa. Artikel ini saya susun berdasarkan hasil saya diwawancara oleh wartawan koran Kontan, juga dari berbagai sumber seperti buku-buku rumah tahan gempa, e-book rumah tahan gempa dan artikel-artikel di internet, sekaligus memberikan dukungan pada konsep rumah tahan gempa rekomendasi Departemen Pekerjaan Umum.

Teknologi rumah tahan gempa cepat bangun

Teknologi yang biasa dikembangkan oleh berbagai pihak sebagai solusi rumah cepat bangun, biasa dibuat dari konstruksi sederhana dengan jenis bahan struktur konstruksi ringan dan penutup atap dan dinding yang ringan pula. Struktur penyangga rumah sederhana cepat bangun bisa dibuat dari rangka besi, kayu, maupun bambu. Pada prinsipnya rancangan tersebut dapat mempertahankan kekakuan struktur serta memiliki fleksibilitas untuk bergerak bersama gempa, serta mempertahankan penutup atap dan dinding pada tempatnya dengan sedikit kerusakan.

Dibawah ini terdapat leaflet pedoman praktis pembangunan rumah kayu tahan gempa yang dibuat oleh Departemen Pekerjaan Umum. Klik untuk memperbesar.

Tips untuk menata furniture dan aksesori rumah agar tetap ditempatnya saat gempa terjadi (tidak pecah atau tersebar kemana-mana):

  • Gunakan sekrup yang dapat digunakan untuk melekatkan benda-benda seperti lemari, rak buku dan sebagainya ke dinding
  • Gunakan sekrup untuk meletakkan benda-benda seperti monitor komputer, lampu meja dan sebagainya pada meja
  • Gunakan pengunci pada laci-laci agar saat gempa tidak keluar dan membahayakan penghuni
  • Pastikan bahwa benda-benda tergantung, seperti lampu gantung, chandelier, kipas dibawah plafon, dan sebagainya tergantung dan tertancap dengan baik pada struktur yang kuat
  • Gunakan safety film atau lapisan pengaman kaca untuk melapisi kaca jendela dan pintu sehingga pecahan kaca dapat ditahan oleh lapisan ini

Teknologi bangunan konvensional; bangunan batu-bata dengan struktur beton bertulang


Struktur bangunan konvensional tahan gempa rekomendasi Dept PU


1.konsep dasar hunian tahan gempa? seperti apa? bisa dijelaskan bagaimana tahapan membuat dan konstruksinya?

Konsep hunian tahan gempa adalah bangunan yang dapat bertahan dari keruntuhan akibat getaran gempa, serta memiliki fleksibilitas untuk meredam getaran. Prinsipnya pada dasarnya ada dua: kekakuan struktur dan fleksibilitas peredaman.

Prinsip Kekakuan struktur rumah menjadikan struktur lebih solid terhadap goncangan. Terbukti, bahwa struktur kaku seperti beton bertulang bila dibuat dengan baik dapat meredam getaran gempa dengan baik. Hal ini berarti memperhatikan sungguh-sungguh struktur yang dibuat pada saat pembangunan agar dapat lebih kuat dan lebih kaku. Kekakuan struktur dapat menghindarkan kemungkinan bangunan runtuh saat gempa terjadi. Kolom-kolom dan balok pengikat harus kuat dan ditopang oleh pondasi yang baik pula.

Prinsip Fleksibilitas: Adanya kemungkinan struktur bangunan dapat bergerak dalam skala kecil, misalnya dengan menggunakan prinsip hubungan roll pada tumpuan-tumpuan beban. Yang dimaksud hubungan tumpuan roll adalah jenis hubungan pembebanan yang dapat bergerak dalam skala kecil untuk meredam getaran. Ini adalah salah satu contoh saja.

Prinsip penggunaan bahan material yang ringan dan 'kenyal': yaitu menggunakan bahan-bahan material ringan yang tidak lebih membahayakan bila runtuh, dan lebih ringan sehingga tidak sangat membebani struktur yang ada. Contohnya struktur kayu yang dapat menerima perpindahan hubungan antar kayu dalam skala gempa sedang.

Prinsip massa yang terpisah-pisah: yaitu memecah bangunan dalam beberapa bagian struktur yang lebih kecil, sehingga struktur ini tidak terlalu besar, terlalu panjang karena bila terkena gempa harus meredam getaran lebih besar. (Gambar lihat di http://www.pu.go.id/publik/bencana/gempa/gempa%20tsunami4.htm)


Rumah tipe 36 tahan gempa rekomendasi Dept PU


2. bagaimana fondasinya? bahan dari apa? lantas apa bahan dinding yang cocok? jika pakai batu bata, bagaimana cara merancangnya agar tahan gempa? bisa dijelaskan secara mendetail?

Sistem pondasi yang ada saat ini yaitu pondasi tradisional dengan bahan batu kali harus diperhatikan dengan baik; antara lain diusahakan memiliki kemampuan meredam getaran dengan memberikan celah untuk bergerak pada hubungan antara pondasi dengan sloof, pondasi dengan kolom. Cara ini juga bisa didukung dengan memberikan bahan seperti pecahan kaca diantara pondasi dan sloof.

Untuk dinding, sebenarnya dinding rumah2 tradisional banyak yang sudah sesuai untuk menghadapi gempa, antara lain dinding dari bahan bambu maupun tanaman lainnya. Dinding semacam ini dapat menerima getaran gempa dengan sangat baik. Bahkan rumah-rumah joglo kuno dapat bertahan dengan baik saat gempa.

Untuk kondisi dewasa ini, bahan seperti lembaran komposit (misalnya dinding Hebel), gypsum dan bahan ringan lainnya dapat dengan baik bertahan saat gempa karena ringan dan kuatnya. Selain itu kondisi bahan lembaran solid ini dapat digabungkan dengan fleksibilitas penyambungan dengan kolom-kolom untuk meredam getaran.

Jika memakai batu bata, usahakan agar terdapat penguatan lebih banyak dengan menggunakan kolom-kolom praktis sebagai pengaku. Jangan pernah meletakkan beban atap langsung pada dinding bata. Dinding bata juga perlu untuk diberi angkur pada kolom setiap jarak susunan 8 bata. Dinding bata yang diberi angkur dapat bertahan lebih baik saat gempa karena ditahan oleh kolom dan tidak ambruk.

3. soal atap bagaimana? pakai jenis atap apa yang paling baik untuk menahan atau mengantisipasi gempa? bagaimana merancangnya?

Jenis atap yang ringan menggunakan kayu dapat dimaksimalkan ketika menghadapi gempa dengan membuat angkur pada ring balok, dimana angkur ini diberi celah untuk bergerak dengan sistem hubungan roll. Jenis atap yang cukup baik adalah atap yang ringan, menggunakan penutup atap ringan seperti lembaran komposit, namun bahan ini kurang diminati karena secara tampilan kurang bagus dibandingkan penutup atap genteng.

4. jika menggunakan beton, langkah apa yang mesti ditempuh untuk merancang agar jika gempat efeknya tidak terlalu besar, misalnya ambruk dan kena penghuni?

Beton harus diperkuat agar tidak mudah ambruk, secara keseluruhan, kolom dan balok beton menyangga keseluruhan bangunan, karenanya bila struktur ini tidak kuat menahan gempa, maka keseluruhan bangunan juga tidak kuat. Usahakan untuk membagi bangunan dalam beberapa kelompok struktur, misalnya menggunakan prinsip dilatasi (pemisahan struktur) antara satu massa dengan massa bangunan lain. Contohnya; memisahkan area ruang keluarga dengan area kamar-kamar secara struktural (meskipun secara organisasi ruang tetap menyatu). Seperti di http://www.pu.go.id/publik/bencana/gempa/gempa%20tsunami4.htm gambar yang atas.

5. bagaimana jika rumah bahannya/isinya terbuat dari kayu/triplek? apakah di kawasan ibukota bangunan itu cocok? lantas atapnya dari jerami, alang-alang? apakah bangunan seperti ini yg justru tahan gempa & tak mengancam penghuni rumah?

Bangunan dengan bahan tripleks kurang disarankan, karena mudahnya terbakar. Bahan ringan lain yang dapat disarankan sebagai pengganti adalah gypsum atau dinding komposit. Untuk kawasan ibukota, bahan-bahan tersebut secara estetis dapat diterima lebih baik. Bangunan yang atapnya dari alang2 atau jerami dapat diterima bila memang konsep bangunannya tradisional, atau memang dari awalnya tradisional, serta gaya hidup penghuninya sesuai untuk rumah tinggal tradisional (misalnya karena perawatan yang lebih banyak dibandingkan bahan atap modern). Bangunan seperti ini, digabungkan dengan cara-cara membangun tradisional seperti menggunakan kolom bambu, malah sangat baik bertahan dalam kondisi gempa.


Pedoman teknis dan struktur rumah sederhana tahan gempa, rekomendasi Dept PU


6. soal interior? apakah rancangan interior juga mempengaruhi rumah tahan gempa? atau apakah interior yang sederhana bisa mempermudah penghuni untuk evakuasi jika terjadi gempa? atau bagaimana baiknya interior untuk rumah dgn konsep tahan gempa?

Rancangan interior sebaiknya disesuaikan bila kita concern terhadap masalah gempa ini. Pilihlah jenis furniture yang ringan dan tidak menghalangi saat dibutuhkan evakuasi gempa.

7. kemudian kualitas bahannya apa saja yang baik? mulai dari bahan fondasi, dinding sampai atap? misalnya, jika dinding beton ato batu bata, untuk atap cocoknya seperti apa, dll?

Pada dasarnya bahan-bahan bangunan yang ada saat ini dapat ditingkatkan lagi mutunya dalam menghadapi gempa, serta diperlukan inovasi dalam pengadaan material baru yang dapat menunjang keamanan saat gempa, seperti konstruksi yang ringan, fleksibel dan kuat. Yang paling penting diperhatikan melihat tren saat ini adalah; membuat bangunan dengan cara membangun yang lebih baik, seperti memperkuat dinding dengan angkur, kolom-kolom praktis, dan sebagainya.

8. lantas soal ongkos membangun rumah tahan gempa? bisa dijelaskan secara rinci, untuk apa saja uang yang harus dikeluarkan?

Ongkos membangun rumah tahan gempa secara relatif tidak banyak berbeda dengan rumah yang ada saat ini, hanya kualitas sambungan, joint antar pembebanan, jenis material yang mendukung (ringan, kuat dan fleksibel) dapat diperbanyak dan diaplikasikan dalam bangunan. Malahan saat ini terdapat material-material baru fabrikasi yang secara struktural telah teruji melalui laboratorium dan memiliki kualitas lebih baik daripada material konvensional.

Pada dasarnya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas rancangan dan bangunan terhadap gempa melalui cara-cara membangun dan jenis material. Uang yang dikeluarkan tentunya untuk membeli material-material tersebut :)

Artikel di Koran Kontan.
Selengkapnya klik disini

Tetap Aman dan Selamat Walau Bumi Tengah Berguncang

Membangun rumah yang tahan goyangan gempa
Sandy Baskoro, Endang Purwanti
posted by kontan on 05/17/08

GOYANGAN perut bumi adalah misteri yang tak dapat diduga kapan persisnya terjadi. Begitu pula gempa yang terjadi di China pekan lalu, atau gempa di berbagai daerah di Indonesia beberapa waktu lalu tahun silam. Dampaknya sungguh memilukan

Tak hanya rumah dan gedung-gedung yang ambruk, ratusan, ribuan bahkan belasan ribu manusia meninggal dunia tertimbun reruntuhan bangunan itu.

Membangun kembali rumah yang rusak akibat gempa bumi bukan perkara mudah. Perlu biaya dan waktu. Terlebih, korban gempa umumnya memprioritaskan kebutuhan utama, yakni makanan dan obat-obatan.

Nah, bila rumah Anda berada di daerah rawan gempa, Anda sejatinya bisa meminimalisir kerusakan rumah akibat gempa. Caranya, sudah tentu dengan membangun rumah tahan gempa.

Konsep rumah jenis ini sebenarnya sederhana. Intinya, bangunan rumah harus bisa bertahan dari getaran, sekaligus mampu meredam getaran gempa.

Ada dua fokus pada pembangunan rumah tahan gempa, yakni: struktur tahan gempa dan unsur fleksibilitas. Kedua prinsip dasar itu dapat kita terapkan dalam merancang dan menentukan struktur atap, dinding, dan fondasi bangunan.

Arsitek independen Probo Hindarto bilang, struktur rumah yang mampu bertahan dari goncangan hebat adalah struktur yang kokoh, yakni yang antar bagian nya terjalin solid. Bagian ini umumnya berbahan beton bertulang yang selama ini efektif meredam getaran gempa. Makanya, "Proses awal pembangunan rumah, yakni pembuatan fondasi harus mendapat perhatian serius," kata Probo.

Pakai material yang ringan

Setelah fondasi kuat, rumah pun harus fleksibel. Artinya, bangunan diusahakan bisa bergerak mengikuti goyangan gempa. Untuk itu, tentu materi bangunan rumah haruslah ringan. Selain fleksibel, material yang ringan juga tak membebani struktur bangunanan yang ada. Untuk itu, material kayu bisa menjadi pilihan.

Gambar kiri: Budi Sukada
Sumber gambar: rwienuniverse.blogspot.com



Budi Sukada, arsitek senior di Jakarta menambahkan, sebetulnya material berat juga bisa membuat rumah tahan goncangan.?Tapi dengan syarat, pemilik harus betul-betul menaruh perhatian pada teknologinya.

Misal, dengan membangun rumah beratap beton. Saran Budi, atap beton itu harus dibuat menyatu dengan badan rumah yang juga berbahan beton. Untuk rumah bertingkat, Budi dan Probo menyarankan, hubungan antarlantai harus benar-benar kuat. "Di setiap lantai harus menggunakan teknik yang disebut ikatan secara horizontal. Dengan begitu, jika terjadi gempa, maka hubungan antarlantai tetap kokoh dan fleksibel," beber Budi.

Strategi lainnya dengan memecah bangunan. Artinya, beban tiap bangunan dirancang dengan kekuatan terpisah. Tujuannya agar beban bangunan satu dengan lain tak bercampur, dan setiap struktur rumah punya beban yang merata. Misalnya saja untuk bangunan rumah berbentuk "L". Anda bisa membagi struktur fondasi berbeda dalam dua bagian.

Kembali ke soal material, selain kayu, material lain yang relatif tahan gempa adalah papan komposit dan gypsum. Materialnya yang ringan akan membikin bangunan lebih tahan goyangan gempa.

"Lebih baik lagi, bila meminimalisir pemakaian kaca," ujar Bambang Sutejo, Arsitek Kontraktor Bidang Desain dan Pembangunan PT Maghart Konstruksitama, Jakarta.

Pemilik rumah juga harus memperhatikan material interior rumahnya. Perabotan harus sesuai dengan struktur bangunan yang tahan guncangan. Furnitur ringan atawa berbahan kayu bisa menjadi pilihan utama. Selain itu, jika ternyata terjadi gempa, maka furnitur yang ringan, "Tak menghalangi saat dibutuhkan evakuasi gempa," kata Probo.

***




________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.

No comments:

Post a Comment